Tutup

Karyawan Vale tersenyum di lanskap hijau. Dia mengenakan seragam Vale
hijau, kacamata, helm, dan penutup telinga. Artefak gelombang visual Vale
com.liferay.portal.kernel.util.DateUtil_IW@40bcd9ea
Foto: Vale Indonesia
com.liferay.portal.kernel.util.DateUtil_IW@40bcd9ea
Foto: Vale Indonesia

PKPM, Akselerasi Kemandirian Masyarakat

Program Pengembangan Kawasan Perdesaan Mandiri (PKPM) sangat erat kaitannya dengan kontribusi perseroan untuk bersama mencapai Sustainable Development Goals atau SDGs. Program ini merupakan inovasi yang sifatnya menggabungkan potensi-potensi beberapa desa. Sehingga, jika sebelum tahun 2018 pada era PMDM (Pemberdayaan Msayarakat Desa Mandiri), potensi dipetakan untuk tiap desa, maka setelah transformasi dilakukan, tiap desa dengan potensi yang sama dapat berkolaborasi dan berkembang menjadi satu kawasan.

Luwu Timur memiliki 10 wilayah berdasarkan potensi unggulan, yaitu:

Bertujuan melestarikan kekayaan alam, adat istiadat, cagar budaya, seni budaya, serta memberi dampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. PKPM mendukung pengembangan kawasan pariwisata yang peduli terhadap keberlangsungan lingkungan, ekonomi, sosial dan budaya, serta menempatkan masyarakat sebagai perencana, pengelola, dan pemilik.

Mempercepat peningkatan produktivitas wilayah dan ekonomi masyarakat pada sentra-sentra produksi pertanian terpadu (perkebunan, peternakan, dan hal-hal yang relevan) yang didukung oleh sarana dan prasarana fisik. PKPM—bersinergi dengan program pengembangan ekonomi lainnya—memfasilitasi upaya penyediaan alternatif mata pencaharian, lapangan pekerjaan, pengembangan unit ekonomi produktif berbasis pertanian berkelanjutan.

Lokasi: Kecamatan Towuti (Desa Mahalona 980 jiwa, Desa Libukan Mandiri 1.252 jiwa, Desa Kalosi 1.308 jiwa, Desa Tole 1.046 jiwa, Desa Buangin 1.655 jiwa).

Meningkatkan produksi dan pemasaran lada yang didukung oleh sarana dan prasarana fisik, termasuk sistem informasi teknologi dan informasi pasar yang dapat diandalkan. Diikuti peningkatan produktivitas wilayah dan ekonomi masyarakat pada sentra-sentra produksi perkebunan lada dan hal-hal yang relevan. PKPM—bersinergi dengan program pengembangan ekonomi lainnya—mengembangkan perkebunan lada yang ramah lingkungan.

Lokasi: Kecamatan Towuti (Desa Tokalimbo 1.011 jiwa, Desa Loeha 1.169 jiwa, Desa Ranteangin 1.967 jiwa, Desa Bantilang 2.003 jiwa, Desa Masiku 823 jiwa).

PKPM memfasilitasi peningkatan produktivitas wilayah dan ekonomi masyarakat untuk menopang industri pada sentra-sentra produksi komoditas unggulan di sekitarnya. Membangun sarana dan prasarana industri dan perdagangan serta sistem informasi teknologi yang mendukung aktivitas industri dan pemasaran.

Lokasi: Kecamatan Towuti (Desa Asuli 4.563 jiwa, Desa Wawondula 4.473 jiwa, Desa Lioka 2.135 jiwa, Desa Baruga 2.281 jiwa, Desa Langkearaya 3.590 jiwa).

Mempercepat peningkatan produktivitas wilayah dan ekonomi masyarakat pada sentra-sentra produksi peternakan yang didukung oleh sarana dan prasarana fisik. PKPM memfasilitasi upaya penyediaan alternatif mata pencaharian, lapangan pekerjaan, pengembangan unit ekonomi produktif berbasis peternakan dan unit usaha penunjangnya.

Lokasi: Kecamatan Towuti (Desa Pekaloa 1.550 jiwa, Desa Matompi 1.468 jiwa, Desa Timampu 3.590 jiwa).

Meningkatkan daya tarik bagi wisatawan dalam mempelajari dan menikmati kawasan agrowisata yang menekankan karakteristik lokal. PKPM mendukung upaya meningkatkan nilai tambah bidang pertanian, perkebunan, dan peternakan sebagai obyek wisata yang akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Lokasi: Kecamatan Wasuponda (Desa Wasuponda 3.250 jiwa, Desa Ledu-Ledu 5.871 jiwa, Desa Balambano 2.479 jiwa, Desa Tabarano 3.641 jiwa)

Mempercepat peningkatan produktivitas wilayah dan ekonomi berdasarkan potensi komoditas unggulan pada sektor peternakan dan komoditas non-kayu yang saling berkontribusi. Hal ini biasa disebut wanaternak (silvopasture), yaitu kombinasi antara kegiatan kehutanan dan peternakan dalam suatu kawasan hutan atau luasan lahan.

Lokasi: Kecamatan Wasuponda-Nuha (Desa Kawata 2.037 jiwa, Desa Parumpanai 3.955 jiwa, Desa Matano 595 jiwa).

Kawasan minapolitan merupakan sentra produksi, pengolahan, pemasaran komoditas perikanan dan kelautan, pelayanan jasa, dan kegiatan pendukung lainnya secara terpadu dan holistik. Meningkatkan pengembangan kawasan minapolitan sebagai alternatif model/strategi pembangunan perdesaan yang mengoptimalkan potensi perikanan dan kelautan secara terpadu dari hulu ke hilir.

Lokasi: Kecamatan Malili (Desa Harapan 2.205 jiwa, Desa Pasi Pasi 1.295 jiwa, Desa Wewangriu 3.004 jiwa, Desa Balantang 2.193 jiwa).

Meningkatkan layanan jasa kepada masyarakat perkotaan yang berkontribusi meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat. PKPM memfasilitasi pengembangan konsep layanan jasa dan perkotaan sebagai alternatif mata pencaharian, lapangan pekerjaan baru yang dapat berkontribusi meningkatkan pendapatan masyarakat perkotaan berdasarkan kondisi dan karakteristik masyarakat.

Lokasi: Kecamatan Malili (Desa Baruga 3.379 jiwa, Desa Puncak Indah 5.902 jiwa, Kelurahan Malili 4.304 jiwa).

Diprediksi menjadi penunjang kawasan Malili sebagai ibukota Kabupaten Luwu Timur. Lokasinya di tengah-tengah tiga kawasan lain, yakni kawasan pesisir, pengolahan hasil laut, dan layanan jasa perkotaan.

Lokasi: Kecamatan Malili (Desa Laskap 1.921 jiwa, Desa Pongkeru 1.914 jiwa)

Pelaksanaan PKPM selaras dengan berbagai regulasi, terutama terkait pelaksanaan program pengembangan masyarakat di lingkup perusahaan tambang. PKPM juga mengacu pada Peraturan Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Permen Desa) No.5 Tahun 2016 Tentang Pengembangan Kawasan Perdesaan.

Sebagai formalisasi kemitraan dengan para pihak, PT Vale Indonesia Tbk, Kementerian Desa-PDTT, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, dan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur telah menandatangani kesepakatan bersama dan perjanjian kerja sama untuk pelaksanaan PKPM periode 2018-2023. Kesepakatan ini diteken pada 8 Oktober 2021 lalu di Makassar.

  1. Village Featured Products (Produk Unggulan Desa/PRUDES) and Rural Area Featured Products (Produk Unggulan Kawasan Perdesaan/PRUKADES), 

  2. Local institutions BUMDes & BUMDesMa, 

  3. Product downstreaming and networked partnerships.

Fotógrafo: xxxx

Telusuri lebih jauh