Tutup

Karyawan Vale tersenyum di lanskap hijau. Dia mengenakan seragam Vale
hijau, kacamata, helm, dan penutup telinga. Artefak gelombang visual Vale

Upaya mengurangi emisi gas rumah kaca

Berdasarkan Kebijakan perusahaan Penurunan Emisi Konvensional dan Emisi Gas Rumah Kaca, kami berkomitmen untuk melakukan penurunan gas rumah kaca sebesar 33% CO2eq hingga tahun 2030 melalui:

Upaya mengurangi emisi gas rumah kaca

Boiler merupakan salah satu alat krusial dalam rantai produksi nikel di PT Vale. Uap yang dihasilkan boiler ini digunakan pada proses atomisasi di burner rotary dryer, memanaskan sulfur yang digunakan pada proses di reduction kiln, dan memanaskan pipa bahan bakar.

Perubahan berupa elektrifikasi pada boiler berperan menurunkan bahan bakar HSFO dan dengan demikian menurunkan emisi CO2. Sumber energi untuk electric boiler juga berasal dari energi bersih, yakni dari PLTA yang kami kelola. Selain mengurangi emisi karbon, penggunaan electric boiler juga meningkatkan efisiensi. Electric boiler yang kini kami gunakan mampu memproduksi uap dalam waktu 10 menit. Sebelumnya, butuh pemanasan beberapa jam untuk mencapai kondisil tersebut.

Penggunaan alat sensor ini bertujuan mereduksi penggunaan lampu di area perumahan karyawan. Saat matahari sudah terang bersinar, lampu akan otomatis padam. Selain itu, kami juga melakukan penggantian terhadap lampu HPS menjadi LED yang lebih efisien dalam hal konsumsi energi.

Efisiensi pada tiga Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) juga menjadi salah satu jalan yang kami tempuh ditempuh untuk semakin mengefisienkan sumber energi bersih.

Kami juga melakukan inventarisasi emisi serta. Kami juga melakukan perbandingan standar untuk menilai capaian penurunan emisi dengan industri sejenis. Kami melakukan perbandingan capaian kami Perbandingan yang kami lakukan adalah dengan industri di level nasional, Asia, dan internasional.

Upaya Mengurangi Emisi Bersama

Kontribusi Global PT Vale Indonesia

Kami membangun peta jalan dan implementasi menuju net zero emisi secara bertahap (pengurangan 33% emisi GRK pada tahun 2030 dari baseline tahun 2017). Peta jalan ini secara aktif kami sosialisasikan ke pihak internal, dan kami sampaikan juga ke berbagai sesi pertemuan dengan publik, maupun diskusi dengan stakeholder kami. Peta jalan ini telah mulai diimplementasikan melalui beberapa program quick win sejak tahun 2019.

Emisi non GRK, monitoring dan upaya kepatuhan

Sebagai limbah dari proses pengolahan nikel di pabrik, PT Vale memproduksi buangan atau emisi non-karbon. Emisi tersebut termasuk emisi konvensional, yakni SO2, dan nikel partikulat. Kami berkomitmen untuk mengurangi emisi udara non-GRK (NOX, SO2, VOCs, Hg, Pb dan lainnya). Seperti yang dituangkan dalam Kebijakan Pengurangan Emisi Konvensional dan Emisi Gas Rumah Kaca.

Inisiatif Pengurangan Emisi

Kami sedang melakukan transformasi pada proses daur ulang debu dari pugmill system menuju aglomerasi. Menuju ke transformasi ini, kami telah menyelesaikan studi aglomerasi FEL2 dan FEL3 dan memutuskan memilih metode ekstrusi untuk mendaur ulang debu. Pada tahun 2023 kami menargetkan implementasi penuh dari proyek aglomerasi ini. Selain itu, pada jangka waktu 2024-2026, kami juga menargetkan operasi pabrik yang terdiri dari tiga lini aglomerasi dengan rata-rata produksi masing-masing sebesar 60ton/jam.

Dalam proyek pengurangan emisi partikulat, sejak tahun 2020, kami telah melakukan beberapa inisiatif, termasuk pemasangan ESP di baghouse. Kami juga melakukan operasi pengendalian untuk memastikan kuantitas dan intensitas emisi partikulat dapat dikurangi.

Dari operasi kami, emisi partikulat ini berasal dari hasil pengukuran berkala di cerobong pengering, tanur reduksi, tanur listrik dan pengering. Pemantauan kami dilakukan secara berkala untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan pemerintah.

Hasil pengukuran sepanjang tahun 2021 menunjukkan bahwa konsentrasi partikulat dari operasi kami adalah 0,020 ton partikulat/ton Ni, atau sesuai dengan standar pemerintah.

Melalui kebijakan perusahaan, kami menargetkan penurunan emisi SO2 sebesar 500 ton SO2/tahun. Selama tahun 2021, kami telah melakukan beberapa inisiatif untuk mengendalikan emisi SO2, antara lain menstabilkan proses di tungku reduksi yang berdampak pada konsumsi belerang cair; konversi penggunaan Marine Fuel Oil (MFO) untuk menurunkan batubara belerang pada tanur pengering dan tanur reduksi No. 2 dan 3; dan konversi solar konvensional menjadi solar B20 dengan kandungan biodiesel sulfur lebih rendah dibandingkan solar konvensional.

Khusus untuk residu pembakaran belerang, kami juga terus meningkatkan dan memungkinkan emisi SO2 kami memenuhi baku mutu yang ditetapkan oleh Pemerintah, berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 4 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pertambangan.

Secara berkala, kami memantau dan menghitung jumlah emisi SO2. Perhitungan kami dilakukan dengan menggunakan metode neraca massa, dengan menentukan intensitas emisi dengan membandingkan berat SO2 yang dikeluarkan dengan berat produk yang dihasilkan. Berdasarkan hasil perhitungan kadar emisi SO2 yang juga telah dipublikasikan dalam Sustainability Report 2021, PT Vale telah memenuhi ambang batas baku mutu sebesar 0,80 ton SO2/ton Ni.

Telusuri lebih jauh